Sabtu, 26 Maret 2016

Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual



Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Intermediate Financial Accounting
Dosen  : Nesti Hapshari, S.E., M.Si.





Anggota          :           Irena Apriliani                        1441173404179
Hikmah Watidewi                  1441173404185
Neviana Putri Hardani          1441173404218

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2016
Alamat : Jl.H.S.Ronggowaluyo-Teluk Jambe Karawag

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Penulis

















DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................  i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
             1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2
            2.1 Pengakuan Awal................................................................................................. 2
            2.2 Pengukuran........................................................................................................ 4
            2.3 Pengukuran Selanjutnya..................................................................................... 6
            2.4 Aset tidak lancar yang diukur menggunakan model revaluasi............................ 7
            2.5 Penghentian pengakuan dan perubahan rencana................................................ 8
BAB III PENGAKUAN........................................................................................................ 10
             3.1 Pengungkapan................................................................................................... 10







BAB I
PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

Salah satu tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang cukup bagi pengguna laporan keuangan agar mampu membuat keputusan. Untuk itu, laporan keuangan tidak hanya menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi yang memungkinkan pengguna dapat mengevaluasi kinerja perusahaan di masa depan dan kemampuannya menghasilkan arus kas.
Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar, misalnya aset tetap atau aset takberwujud. Dimiliki untuk dijual artinya nilai tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan, bukan digunakan dalam kegiatan usaha.
Suatu aset yang dimiliki untuk dijual adalah ketika entitas berniat untuk tidak menggunakan aset tersebut dalam kegiatan operasinya, namun berniat untuk menjualnya. Aset ini diidentifikasi secara terpisah agar pengguna laporan keuangan mendapat informasi mengenai kinerja entitas di masa depan.
Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual diatur tersendiri dalam PSAK 58 (revisi 2009) Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan. PSAK 58 berlaku untuk semua aset tidak lancar, bukan hanya aset tunggal, namun berlaku juga untuk kelompok aset dan liabilitas terkait yang akan dilepas dalam satu transaksi tunggal (disebut dengan istilah kelompok lepasan). PSAK ini tidak diterapkan untuk aset tersedia untuk dijual yang diatur dengan PSAK lain. Yang dikecualikan dalam penerapan PSAK 58 ini adalah aset yang dinilai dengan nilai wajar, yang perubahannya diakui secara langsung di Laba Rugi. Aset tidak lancar yang dikecualikan dalam penerapan PSAK 58 ini adalah aset pajak tangguhan, aset keuangan, properti investasi, dan aset biologis.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGAKUAN AWAL

PSAK 58 (revisi 2009) mengatur bahwa suatu aset tidak lancar harus diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, ketika entitas tidak akan menggunakan aset tersebut dalam kegiatan operasi berkelanjutan, namun berniat untuk menjualnya dan memulihkan nilai aset tersebut melalui aset tersebut melalui penjualan. Untuk dapat diklasifikan sebagai dimiliki untuk dijual, aset harus memenuhi dua syarat, yaitu sebagai berikut.
1.       Berada dalam keadaan dapat dijual
Artinya aset ini sudah dalam kondisi siap dijual dengan syarat – syarat yang biasa dan umum diperlukan dalam penjualan aset tersebut. Misalnya, suatu entitas yang telah mendapatkan pembeli, bermaksud mengalihkan gedung kepada pembeli setelah menggosongkan gedung tersebut. Waktu yang diperlukan untuk menggosongkan gedung merupakan hal umum dan biasa yang disyaratkan dalam suatu penjualan gedung. Lain halnya jika entitas akan terus menggunakan gedung tersebut, sampai dengan selesainya konstruksi gedung kantor pusat baru, baru kemudian dialihkan kepada pembeli. Entitas tidak bermaksud menggosongkan dan mengalihkan gedung tersebut sampai kontruksi gedung baru selesai. Penundaan waktu pengalihan gedung yang ada ditentukan oleh entitas sebagai penjual menunjukkan bahwa gedung tersebut tidak tersedia untuk segera dijual. Kriteria berada dalam keadaan dapat dijual tidak terpenuhi.
2.       Penjualannya harus sangat mungkin terjadi
Transaksi penjualan yang dimaksud disini termasuk juga penjualan melalui petukaran aset tidak lancar dengan aset tidak lancar lainnya ketika pertukaran tersebut memiliki substansi komersial.

Penjualan dikatakan sangat mungkin terjadi, jika:
a.       Manajemen berkomitmen terhadap rencana penjualan aset
b.      Memulai suatu program aktif untuk mencari pembeli dan menyelesaikan rencana tersebut
c.       Aset harus dipasarkan secara aktif pada harga yang pantas sesuai dengan nilai wajar kininya
d.      Penjualan diperkirakan memenuhi ketentuan pengakuan sebagai penjualan dalam waktu satu tahun dari tanggal klasifikasi aset
e.      Tidak mungkin terjadi perubahan signifikan atau pembatalan atas rencana penjualan
Kondisi yang harus tercapai agar termasuk ke dalam kriteria penjualan yang sangat mungkin terjadi yaitu penjualannya harus diharapkan dapat terjadi paling lambat dalam 1 (satu) tahun ke depan. Namun, sangat mungkin kondisi yang terjadi akan menyebabkan penjualan tersebut dapat melampaui periode lebih dari 1 tahun. Kondisi yang diperbolehkan terjadi agar aset tersebut tetap diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual walaupun kemungkinan realisasi penjualan lebih dari 1 tahun, yaitu:
1.       Penundaan tersebut disebabkan oleh situasi dan kondisi yang berada diluar kendali entitas
2.       Terdapat cukup bukti bahwa entitas tetap berkomitmen untuk menjual aset tersebut
Sebagai contoh, PT Abadi telah mendapatkan komitmen pembelian atas suatu aset tersedia untuk dijual, tapi pada saat inspeksi dilakukan oleh pembeli, terdapat hal yang tidak diduga sebelumnya, pihak pembeli menginginkan perusahaan melakukan uji kelayakan lingkungan terlebih dahulu, sehingga proses penjualan diharapkan baru dapat diselesaikan lebih dari 1 tahun. Aset tersebut tetap dapat diklasifikasikan sebagai aset tersedia untuk dijual, jika:
1.       PT Abadi segera melakukan tindakan sebagai respons terhadap permintaan pembeli, agar kondisi penjualan sangat mungkin terjadi dapat tetap terpenuhi.
2.       Hasil dari uji kelayakan lingkungan tersebut diharapkan akan baik.
Jika aset tidak lancar ini diperoleh secara khusus dengan tujuan untuk kemudian dilepaskan, maka aset tidak lancar tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual pada tanggal perolehan jika terpenuhi kondisi:
1.       Syarat penjualan terealisasi dalam waktu paling lama satu tahun
2.       Penjualan bersifat sangat mungkin terjadi.
Aset yang ditinggalkan begitu saja tanpa rencana akan dijual, tidak boleh diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, karena nilai tercatat aset tidak dipulihkan melalui penjualan, tapi kemungkinan hanya ditutup atau dihentikan penggunaannya.











2.2 PENGUKURAN
           
            Sebelum suatu aset tidak lancar di klasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang di miliki untuk di jual, nilai tercatat aset tersebut diukur seduai dengan PSAK terkait, misalnya aset tetap, berarti diukur sesuai PSAK 16 Aset Tetap. Pada saat aset tersebut diklasifikasikan menjadi aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, aset tersebut diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat atau nilai wajar neto. Nilai tercatat adalah nilai terakhir yang diakui pada laporan posisi keuangan. Nilai wajar neto adalah nilai wajar di kurangi biaya untuk menjual. Biaya untuk menjual adalah biaya yang akan terjadi ketika entitas melepas asetnya. Misalnya biaya transportasi untuk mengantar aset sampai ke tempat pembeli atau biaya untuk membuat iklan penjualan aset. Aset tidak lancar yang telah di klasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual tidak didepresiasikan lagi. Jadi, depresiasinya di hentikan sampai sesaat aset tersebut diklasifikasi sebagai aset dimiliki untuk dijual. Jadi pengukuran aset di lihat dari mana yang terendah antara nilai tercatat dengan nilai wajar di kurangi nilai kini dari biaya untuk menjual. Kenaikan nilai kini akibat berjalannya waktu disajikan di Laba Rugi sebagai beban keuangan. Dengan menerapkan pengukuran ini, maka entitas akan mengakui rugi yang mungkin muncul dari penjualan, sebagai rugi penurunan nilai segera setelah keputusan untuk menjual aset tersebut dibuat.
            Sebagai contoh, PT Ciliwung Persada membeli mesin yang diakui sebagai aset tetap pada 1 Januari 2008 pada biaya perolehan Rp 100.000.000. Aset ini diestimasi akan mempunyai nilai residu Rp 10.000.000 dan masa manfaat 10 tahun. Pada tanggal 1 Januari 2011 aset tersebut di klasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Nilai wajarnya Rp 60.000.000 dan di perkirakan akan mengeluarkan biaya ongkos angkut ke tempat pembeli sebesar Rp 2.000.000. Pada tanggal 1 Januari 2011, mesin tersebut diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan diukur pada mana yang terendah antara nilai tercatat dengan nilai wajar neto.
Nilai tercatat aset = Rp 100.000.000-((Rp 100.000.000-Rp 10.000.000)x3/10))=Rp 73.000.000
Nilai wajar neto    = Rp 60.000.000-Rp 2.000.000 = Rp 58.000.000
Nilai yang harus diakui adalah yang lebih rendah, yaitu Rp 58.000.000
            Dengan demikian entitas harus mencatat rugi penurunan nilai untuk menurunkan nilai tercatat ke nilai wajar netonya, yaitu sebesar Rp 73.000.000-Rp 58.000.000=Rp 15.000.000
Jurnalnya adalah sebagai berikut :
Rugi penurunan nilai                                       Rp 15.000.000
            Mesin                                                                           Rp 15.000.000

            Jurnal pengakuan rugi penurunan nilai juga dapat dikreditkan sebagai cadangan penurunan nilai, tidak langsung mengurangi nilai aset.

Kemudian entitas juga membuat jurnal reklasifikasi aset sebagai berikut :
Mesin dimiliki untuk dijual                              Rp 58.000.000
            Mesin                                                                           Rp 58.000.000

            Sekarang, jika diasumsikan nilai wajar neto adalah Rp 75.000.000, maka nilai yang lebih rendah adalah nilai tercatat aset sebesar Rp 73.000.000. Dengan demikian, entitas tidak perlu mengakui rugi penurunan nilai, namun tetap perlu membuat jurnal reklasifikasi ke aset tersedia untuk di jual.


















2.3 PENGUKURAN SELANJUTNYA

            Dalam pengukuran selanjutnya, entitas me-review nilai tercatat aset dibandingkan dengan nilai wajar netonya. Jika nilai wajar neto kemudian mengalami penurunan lagi dibandingkan dengan nilai tercatat terakhir maka entitas harus kembali mengakui rugi penurunan nilai tersebut. Namun, jika pada pengukuran berikutnya nilai wajar neto mengalami kenaikan, entitas dapat mengakui pemulihan penurunan nilai tersebut namun tidak melebihi akumulasi penurunan nilai yang telah dicatat sejak klasifikasi aset sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual. Pemulihan atas penurunan nilai tersebut diakui sebagai keuntungan di Laba Rugi.
            Sebagai ilustrasi, masih melanjutkan ilustrasi sebelumnya pada PT Ciliwung Persada, misalnya pada tanggal 31 Januari, akhir periode pelaporan bulanan, nilai wajar neto mesin menjadi Rp 55.000.000, maka entitas membuat jurnal penyesuaian pada 31 Januari 2011 sebagai berikut :
Rugi penurunan nilai                           Rp 3.000.000
            Mesin dimiliki untuk dijual                              Rp 3.000.000

            Selanjutnya jika pada 30 Juni 2011, nilai wajar neto aset tersebut mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 57.000.000, dan diasumsikan antara 31 Januari 2011 sampai 30 Juni 2011 tidak terdapat perubahan nilai, maka PT Ciliwung Persada harus membuat jurnal penyesuaian pada 30 Juni 2011, sebagai berikut :
Mesin dimiliki untuk dijual                  Rp 2.000.000
            Keuntungan dari pemulihan rugi penurunan nilai        Rp 2.000.000

            Entitas dapat mengakui keuntungan dari pemulihan rugi penurunan nilai karena pemulihan tersebut masih belum melampaui akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya atas nilai aset pada awal klasifikasi sebesar Rp 58.000.000






2.4 Aset Tidak Lancar yang Diukur Menggunakan Model Revaluasi

Ketika Perusahaan menggunakan model revaluasi dalam mengukur aset tidak lancar yang kemudian diklasifikasi sebagai aset dimiliki untuk dijual, maka aset tersebut harus direvaluasi ke nilai wajarnya sesaat sebelum di reklasifikasi. Setelah reklasifikasi, biaya menjual dikurangkan dan diakui sebagai rugi penurunan nilai sebagai bagian laba rugi periode berjalan.
Sebagai contoh, PT ABC mempunyai aset tetap berupa tanah dan mengukur tanahnya menggunakan model ravaluasi. Sebidang tanah tersebut mempunyai nilai tercatat sebesar Rp 120.000.000. Tanah tersebut pada 1 Januari 2010 diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, dan diketahui nilai wajarnya sebesar Rp 140.000.000 dab estimasi biaya menjual sebesar Rp 4.000.000. Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2010 pada harga Rp 134.000.000.
Pada tanggal 1 Januari 2010, tanah tersebuut harus direvaluasi ke nilai wajarnya sebesar Rp 140.000.000. Keuntungan Rp 20.000.000 diakui sebagai surplus revaluasi pada pendapatan komprehensif lain. Selanjutnya tanah tersebut diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual. Kemudian,biaya menjual sebesar Rp 4.000.000 akan diakui di laba rugi periode berjalan sebagai rugi penurunan nilai sehingga nilai tercatatnya menjadi Rp 136.000.000.
Pada saat penjualan tanggal 30 Juni 2010 terdapa rugi sebesar Rp 2.000.000 yang diakui sebagai rugi pelepasan aset karena harga jual lebih rendah dari pada nilai tercatat ( Rp 136.000.000 – Rp 134.000.000). Pada saat ini surplus revaluasi telah terealisasi dan ditransfer seluruhnya ke saldo laba.











2.5 PENGHENTIAN PENGAKUAN DAN PERUBAHAN RENCANA

Aset tidak lancar yang dihentikan pengklasifikasiannya sebagai dimiliki untuk dijual, maka selanjutnya harus diukur pada nilai yang lebih rendah antara :
1.       Nilai tercatat aset tersebut sebelum aset diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual, disesuaikan dengan penyusutan , amortisasi atau penilaian kembali yang telah diakui jika tersebut tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual,atau
2.       Nilai terpulihkan pada saat tangga keputusan untuk tidak dijual.
Misalnya diketahui bahwa nilai terpulihkan aset Rp 57.000.000, sama dengan nilai tercatat aset saat ini pada 31 Desember 2011 sebelum penyesuaian adalah Rp 57.000.000. Nilai tercatat aset jika tidak diklasifikasikan sebagai aset tersedia dijual dapat dihitung = Rp 100.000.000 – (Rp 100.000.000 – Rp 10.000.000) x 4/10))= Rp 64.000.000. Nilai yang lebih rendah adalah nilai terpulihkan sebesar Rp 57.000.000 akan digunakan sebagai nilai aset pada 31 Desember 2011.
Dengan demikian , tidak ada jurnal penyesuaian atas nilai tercatat yang perlu dibuat pada 31 Desember 2011, kecuali jurnal reklasifikasi sebagai berikut.
Mesin                                                   Rp 57.000.0000
Mesin dimiliki untuk dijual                              Rp 57.000.000
Penghentian pengakuan juga dapat terjadi ketika aset tersebut dijual. Pengakuan penjualan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, pada prinsipnya sama seperti penjualan aset biasa. Keuntungan/kerugian muncul dari selisih antara nilai tercatat akhir aset tersebut dengan haarga penjualan. Keuntungan/kerugian tersebut diakui di Laba Rugi.
Contoh, PT XYZ telah mereklasifikasikan aset tetapnya sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual pada 2 Januari 2011. Penjualan terjadi pada tanggal 2 Juli 2011 dengan harga jual Rp 70.000.000, nilai tercatat aset tidak lancar dimiliki untuk dijual pada 2 Juli 2011 adalah sebesar Rp 70.000.000. PT XYZ harus mencatat penjualan tersebut sebagai berikut.
Kas                                                                  Rp 70.000.000
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual                         Rp 57.000.000





PENYAJIAN
Ilustrasi penyajian aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual pada laporan posisi keunguan adalalah sebagai berikut.
                                                                                                (ribuan rupiah)
                                                                        2011                                                    2012
Aset lancar :
            Kas dan setara kas                               20.000                                                 24.000
            Piutang usaha                                       150.000                                               135.000
            Persediaan                                           365.000                                               402.000
Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual                       56.500                                                      -
Aset tidak lancar :                                                                                           
Aset tetap                                                         670.000                                               740.000
Aset takberwujud                                             159.000                                               165.000















BAB III
PENUTUP

3.1 PENGUNGKAPAN
                                                                                      
Pada periode dilakukannya klasifikasi aset sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual atau pada periode saat aset tersebut dijual, entitas mengungkapkan informasi berikut ini pada catatan atas laporan keuangan.
1.       Uraian mengenai aset tersebut
2.       Uraian fakta dan keadaan tentang penjualan, atau yang mengarah kepada pelepasan yang diharapkan , cara, serta waktu pelepasan.
3.       Keuntungan atau kerugian yang diakui. Jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif , maka dijelaskan judul pos dalam laporan laba rugi komprehensif yang di dalamnya terdapat keuntungan atau kerugian tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar